Rabu, 17 Agustus 2016

Ahh.. Renjana

Malam ini aku bertemu kamu
Tapi kenapa malam ini kamu bukan kamu
Bukan kamu yang suka menyentuhkan tanganmu
Keperutkudan meninggalkan bekas disana
Walau begitu kusuka

Hmm....
Sudah lama ku digulung rindu
Ditelan rindu yang terus menyebut nyebut nama mu
Menyebut indah namamu lalu seketika hilang
Yang berganti nyanyian sendu langit mengamini

Huh...
Andai kau tahu
Aku disini sekalipun tak lupa kamu
Lalu tiba tiba berubah rasa menyentuh srikandi lain
Kemudian tak sekalipun ingin selain kamu
Dan stelah itu merasa besar rasa atas perbuatanmu

Hai gadisku
Aku ditelan ombak rindu
Dan mungkin nanti akan mati dalam candu
Yang ditemani nyanyian sendu
Yang mungkin kamu sama rasakan itu
Mungkin...

Kali ini ingin kukatakan padamu
Aku rindu dan cemburu
Meski aku tak tahu diriku
Tapi mohon toleh aku dan tunjukkan dirimu
Dan katakan padaku bahwa kau rasakan itu

Ayu

Namamu bak tapak sriwedari
Nan suci dan sulit diraih
Apalagi bagiku yang bukan pribumi
Dan bukan juga lain pribumi

Aku ingat saat kuketuk pintu pualam rumahmu
Yang dimuka pintunya sudah ada kamu
Mengibaskan senyum dengan tangan membawa singkong keju
Yang mungkin itu makanan sehari hari ayahmu
Ayah yang melahirkan anak cantik yang memberi candu padaku saat ini

Ya... 
Duduk disana membuat gentar
Rasanya seperti sepersekian detik wktu berhenti berputar
Yang dibarengi rindu yang sedari dulu tak di hantar
Atau mungkin hanya diucap

Kasih...
Cinta itu sulit
Ia suka mengajak emosi untuk berkelit
Dan kadang memaksa logika ikut sulit
Sehingga yang punya badan jadi terlilit
Terlilit dalam ruang hampa bernama rindu


Aku tidak cinta kamu
Hanya saja pengulangan membuat rindu
Yang terus tertimbun menciptakan sebuah percik percik
Yang tumbuh jadi candu
Yang terus dipupuk dengan jauhnya kamu
Walau sesaat itu tetap rindu
Dan walau sekejap aku sudah candu
Dan sedekat apapun kamu aku tetap terbelenggu
Terbelenggu ruang hampa yang renjana akan kamu