Jumat, 09 September 2016

Tabir Gelap

Pria itu mengetuk-ngetukkan tangannya
sedari tadi mulutnya menyumpah-nyumpah
seperti kesal dan gundah
yang kakinya terus menendang-nendang
menendang meja dihadapannya
seperti banyak beban

Namun...
Seketika mulutnya melontarkan senyum
seperti sepersekian detik tadi tak ada apa apa
entah apa yang tejadi
seperti senang dan sumringah sekarang

Orang itu aku,Kawan
Aku payah seperti pecundang
ingin punya tenaga untuk lepaskan beban
ingin tersenyum bebas lepas
bernapas lega tanpa terhimpit

Lalu....
Pria itu tiba-tiba kosong
tatapannya nanar dan kabur
kulitnya yang pucat pasi sedikit-sedikit terkelupas
yang sekarang pria itu terduduk kosong
seperti berusaha untuk melupakan sesuatu
sesuatu yang dari tadi ia rasakan

Hingga akhirnya..
Pria itu duduk diam
Tersenyum simpul ke arah depan
tangannya kembali mengetuk ngetuk
namun kali ini ada yang berbeda
kepalanya mencium lantai
sambil tetap tersenyum 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksara indah teman sepi kala jemari dan hati tertaut jadi satu dan tertuang dalam satu wadah