Jumat, 08 Juli 2016

Review Puisi Ibukota Senja



Asalamualaikum Reader

Halo apa kabar nih?

Hari ini gue, Penyair gila mau nunjukin konten baru dari blog gue ini. Yak hari ini kita akan mereview salah satu Puisi dari Toto sudarto Bachtiar yang berjudul " Ibukota Senja ".  Puisi ini merupakan salah satu puisi gaya lama dari penyair indonesia. Puisi ini berasal dari tahun 1952. Udah lama ya guys. Tapi walau gimanapun mungkin beberapa dari reader semua yang suka sama puisi pasti tau karya ini deh. Dan fakta menariknya Puisi ini dikerjakan Pak Toto hanya selama 3 menit dalam waktu senggangnya guys. Jadi sebenernya ini sajak iseng iseng guys. Oke langsung yuk. Buat yang belum baca Puisinya. Check this out

IBUKOTA SENJA
Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi
Di sungai kesayangan, o, kota kekasih
Klakson oto dan lonceng trem saing menyaing
Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengurai dan layung-layung membara di langit barat daya
O, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu
Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dini hari
Serta di keabadian mimpi-mimpi manusia

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambung hilang
Dalam hitam malam menjulur tergesa
Sumber-sumber murni menetap terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas
O, kota kekasih telah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku.

Nah setelah gue baca puisi ini berkali-kali.Gua mendapatkan makna bahwa Pak Toto membuat sajak ini atas gambarannya mengenai kota jakarta.Namun sebagai penikmat gue kurang merasa diksi dari pak Toto ini lekat dan intim jika kita kaitkan dengan kota jakarta.Tapi saat proses membuat sajak ini justru Pak Toto adalah seorang pendatang. Ya itu justru untuk penggambaran seperti sajak ibukota senja kurang intensif. Yang cerdas dari sajak ini adalah Toto Sudarto menggunakan ikon untuk menggambarkan kondisi Jakarta pada waktu itu. Pak Toto menggunakan kuli-kuli berdaki, gadis gadis dan klakson dan kesibukan jakarta. Serta penggambaran kota jakarta yang sedang mengalami pembangunan

Yak kesimpulan dri gue setelah membaca puisi ini benar benar ngerasa dimanjakan oleh penggambaran ikon dan romansa antara penulis dan jakarta.Herannya ini ditulis oleh orang yang pada saat itu bisa dibilang bru datang ke ibukota.walaupun gue rasa keintiman diksi dari penulis masih kurang.Gue butuh 3 sampai 4 kali untuk menikmati tapi Overall gue suka banget sama tempo yang dibawakan Oleh Pak Toto ini. Salut deh sama pak Toto. Ya, Sajak ini sangat direkomendasikan buat lo lo semua yang lgi penat sama jakarta atau dunia -_-~ .

Oke guys. Itulah Review Puisi dari gue.Gue mau nekanin kalau Review ini gue buat sangat bersifat subjektif dan berdasarkan perasaan gue setelah membaca atau mendengarkan pembacaan puisinya. Jadi gua ga excuse sampai ke teknik yang ribet atau mendalam.So kalau ada yang salah tolong di koreksi di kolom komen. And at last but not least. Enjoy reading guys.

Sumuhun Reader

Penyair


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksara indah teman sepi kala jemari dan hati tertaut jadi satu dan tertuang dalam satu wadah